Masih Adakah kewajiban Berbakti Kepada Orang Tua Yang
Sudah Wafat?
Berbakti
kepada orang tua (Birul walidain) adalah sebuah perintah dalam agama yang harus
dilakukan oleh setiap anak. Al-Quran saja memberi porsi banyak dalam
ayat-ayatnya terkait birrul walidain ini, setidaknya ada 4 perintah, yaitu
al-Isra: 23-24, Luqman: 14-15, al-'Ankabut: 8 dan al-Ahqaf 15. Sementara dalam
hadis-hadis sahih tak terhitung jumlahnya. Bahkan Rasulullah meletakkan
keutamaan birrul walidain ini setelah ibadah salat (haqqullah),
sebagaimana sebuah hadis bahwa ada seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah
Saw "Ayyul a'mali afdlal?" artinya: "Amal apa yang paling
baik?", Rasulullah menjawab: "As-Shalatu li waqtiha, wa birrul
walidaini, wa al-jihadu fi sabilillah", artinya: "Yaitu salat tepat
waktu, berbakti pada orang tua dan jihad fi sabilillah" (HR Bukhari dan
Muslim)
Berbakti
kepada orang tua yang masih hidup artinya adalah 'at-tawassu' fil ihsan
ilaihima wa waslihima' atau 'berbuat yang terbaik kepada orang tua dan
tidak memutus jalinan dengan mereka'. Berbakti kepada orang tua tidak cukup
dengan memberi kebahagiaan secara materi saja, secara fisik dan sebagainya.
Bahkan al-Quran memerintahkan dalam bertutur kata harus dengan kalimat yang
mulia (Qaulan kariman).
Namun,
banyak diantara umat Islam yang beranggapan bahwa setelah orang tua meninggal
maka terputuslah hubungan antara anak dan orang tua, dan tidak ada lagi
kewajiban bagi seorang anak untuk berbakti setelah meninggalnya orang tua.
Anggapan ini salah dan bertentangan dengan ajaran dari Rasulullah Saw terkait
masalah ini.
Tema
diatas kami kutipkan dari sebuah hadis yang mempertegas kewajiban anak untuk
berbakti kepada orang tua, meski telah meninggal dunia. Yaitu diriwayatkan dari
Malik bin Rabi'ah as-Saidi, ia berkata: "Ketika kami duduk di dekat
Rasulullah Saw, tiba-tiba datang seorang laki-laki dari Bani Salamah, dan dia
bertanya kepada Rasulullah: "Masih adakah kewajiban berbakti kepada orang
tua saya yang sudah wafat?". Rasululah menjawab: "Ya, ada".
Berikut adalah uraiannya:
Pertama,
sabda Nabi: "ash-Shalatu 'alaihima wa al-istighfaru lahuma",
artinya: "Mendokan kedua orang tua dan memintakan ampunan untuk
mereka". Dalam hadis-hadis sahih yang sudah populer disebutkan bahwa salah
satu amal yang tidak pernah terputus adalah 'anak soleh yang mendoakan orang
tuanya' (HR Muslim No 4310).
Banyak
diantara umat Islam yang mendoakan kedua orang tuanya dengan berziarah ke
makamnya sekaligus membaca ayat–ayat al-Quran, bagaimanakan hukumnya? Imam
Syafii pernah ditanya oleh muridnya az-Za'farani tentang membaca al-Quran di
kuburan, kemudian Imam Syafii menjawab: "La ba'sa bihi",
artinya: "Tidak apa-apa (boleh)" (diriwayatkan oleh al-Khallal dalam al-Amr
bi al-Ma'ruf Hal. 89). Ahli hadis Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata: "Jika
siksa kubur bisa diringankan dengan benda mati (pelepah pohon sebagaimana dalam
hadis Bukhari dan Muslim), maka dengan bacaan al-Quran yang merupakan dzikir
paling mulia dan dibaca oleh orang soleh, adalah lebih utama untuk mendapatkan
berkah dari bacaan tersebut" (al-Imta' bi al-Arba'in I/85)
Dalam sebuah hadis: "Diriwayatkan
dari Abu Bakar, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa
berziarah ke makam kedua orang tuanya atau salah satunya setiap Jumat, kemudian
membaca Yasin di dekatnya, maka ia akan diampuni sesuai bilangan ayat atau
huruf" (HR Abu al-Syaikh dalam Thabaqat al-Muhadditsin III/201,
al-Hafidz Jalaluddin al-Suyuthi dalam tafsir al-Durr al-Mantsur XII/319,
Badruddin al-Aini dalam 'Umdat al-Qari Syarah Sahih al-Bukhari IV/497
dan al-Munawi dalam al-Taisir Syarah al-Jami' al-Shaghir II/814, ia
berkata: Sanadnya dlaif)
Terkait
sampainya doa yang ditujukan kepada orang tua yang telah meninggal, ada sebuah
hadis yang menjelaskannya. Bahwa Rasulullah bersabda: "Innallaha
tabaraka wa ta'ala la yarfa'u li ar-rajuli ad-darajata, fa yaqulu: Ya Robbi,
anna li hadzihi? Fa yaqulu: bi du'a'I waladika laka", artinya:
"Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat seseorang (di surga). Lalu ia
bertanya: Ya Allah, dari mana derajat ini saya peroleh? Allah menjawab: Karena
doa anakmu yang dikirimkan kepadamu" (HR al-Bazzar, al-Hafidz al-Haitsami
berkata: Para perawinya sahih, selain Ashim bin Bahdalah, ia hadisnya hasan)
Kedua,
sabda Nabi: "Wa infadzu 'Uhudihima", artinya:
"Melaksanakan janji orang tua". Selama orang tua masih hidup
terkadang memiliki sebuah janji, wasiat, keinginan tertentu dan sebagainya,
maka bagi para putra diharuskan memenuhi janji tersebut khususnya yang
berkaitan dengan wasiat, semisal berwasiat infak ke masjid, pendidikan Islam dan
lainnya.
Ketiga,
sabda Nabi: "Wa ikramu shadiqihima", artinya: "Memuliakan
teman dekat kedua orang tua". Semasa hidup orang tua biasanya memiliki
teman dan sahabat dekat, baik di tempat kerja, jamaah masjid, majlis dzikir dan
sebagainya. Maka, sepeninggal orang tua, para putra dianjurkan melanjutkan
hubungan dan relasi dengan sahabat-sahabat orang tuanya.
Keempat,
sabda Nabi: "Wa shilatu ar-rahimi allati la rahima laka illa min
qibalihima", artinya: "Melanjutkan hubungan keluarga kedua orang
tua". Kerabat yang dimiliki oleh kedua orang tua harus dilanjutkan jalinan
silaturrahmi kepada mereka. Dan hendaknya para orang tua memperkenalkan
kerabat-kerabatnya kepada para putranya. Sebab dengan mengenal kerabat dapat
mempermudah jalinan silaturrahmi. Sebagaimana Sabda Rasulullah Saw:
"I'rifu ansabakum tasilu arhamaku. Fa innahu la qurba li al-rahimi idza
quthi'at wa in kanat qaribatan, wa la bu'da laha idza wushilat wa in kanat
ba'idatan", artinya: "Kenalilah nasabmu, maka kalian akan
bersilaturrahmi. Sebab, tidak ada kerabat yang dekat bila tak ada jalinan
walaupun lokasinya dekat. Dan tidak ada kerabat yang jauh jika dijalin dengan
silaturrahim walaupun lokasinya jauh" (HR al-Hakim dari Ibnu Abbas dengan
No 301 sanad Sahih)
Hadis ini (tentang berbakti pada orang tua yang sudah
wafat) diriwwayatkan oleh Abu Dawud (5144), Ibnu Majah (3664), Ahmad (16103), dan al-Hakim (7260), al-Hakim
mengatakan bahwa hadis ini sanadnya sahih dan disepakati oleh adz-Dzahabi
Penutup
Sebagai akhir dari pembahasan ini perlu dipertegas bahwa
kewajiban seorang anak untuk berbakti kepada orang tua tidak hanya berlaku
ketika mereka masih hidup, namun juga tetap diwajibkan meski mereka telah
wafat. Dan diantara poin yang paling utama adalah kewajiban mendoakan orang
tua. Sebab diantara tanda anak soleh adalah orang yang mendoakan orang tua, dan
ketika masuk dalam kategori 'orang soleh', maka yang akan dijanjikan oleh Allah
Swt adalah:
"Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga
`Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di
antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka
semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana"
(Ghafir: 8). Yakni mendapatkan rahmat Allah, masuk ke dalam surga bersama
keluarga yang dicintai. Amin.
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ
بْنُ مَهْدِىٍّ وَعُثْمَانُ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْعَلاَءِ - الْمَعْنَى
- قَالُوا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ إِدْرِيسَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ
سُلَيْمَانَ عَنْ أَسِيدِ بْنِ عَلِىِّ بْنِ عُبَيْدٍ مَوْلَى بَنِى سَاعِدَةَ عَنْ
أَبِيهِ عَنْ أَبِى أُسَيْدٍ مَالِكِ بْنِ رَبِيعَةَ السَّاعِدِىِّ قَالَ بَيْنَا نَحْنُ
عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا جَاءَهُ رَجُلٌ مِنْ بَنِى سَلِمَةَ
فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ بَقِىَ مِنْ بِرِّ أَبَوَىَّ شَىْءٌ أَبَرُّهُمَا
بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا قَالَ « نَعَمِ الصَّلاَةُ عَلَيْهِمَا وَالاِسْتِغْفَارُ
لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِى لاَ
تُوصَلُ إِلاَّ بِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا ».
(رواه ابو داود والحاكم قال الحاكم هذا حديث صحيح
الإسناد و لم يخرجاه . تعليق الذهبي قي التلخيص : صحيح)
2 komentar
Maaf, Gus... pada redaksi hadits di atas (bagian penutup) seperti dalam إِبْرَاهِيمُ بْنُ مَهْدِىٍّ, saya merasa selalu ada huruf "alif" dalam menuliskan nama-nama rawinya yang tidak ada. Apakah sengaja dibuang (tidak diketik) atau diketik tapi hilang, atau memang tidak terketik?
Mohon petunjuk...
Semoga kita termasuk para anak yang senantiasa berbakti kepada kedua orang tua kita walaupun mereka telah tiada..
Silahkan isi komentar yang sopan, dan sesuai dengan konten, dan jangan menyisipkan link aktif maupun non aktif.
EmoticonEmoticon