Maksud
Hati Meniru Perkataan Imam Syafii
Ada
akun ‘sedulur’ yang maksud hatinya hendak meniru maqalah Imam Syafi’i
yang masyhur tentang anggapan beliau sebagai Rafidlah, maka akun tersebut
berkata: “Jika Wahabi adalah mencintai Rasulullah, maka saksikanlah bahwa saya
adalah Wahabi”, sebuah pengakuan yang jujur.
Kita
perhatikan dahulu teks syair Imam Syafii:
إن كان رفضا حب آل محمد فليشهد الثقلان أني رافضي
“Jika
(Syiah) Rafidlah adalah mencintai keluarga Muhammad, maka saksikanlah oleh dua
alam (Jin dan Manusia), bahwa Saya adalah Rafidlah”.
Dari
syair ini kemudian dikembangkan lagi oleh sebagian ulama:
إن كان نصبا حب صحب محمد فليشهد
الثقلان أني ناصبي
“Jika
Nashibah adalah mencintai sahabat Muhammad, maka saksikanlah oleh dua alam (Jin
dan Manusia), bahwa Saya adalah Nashibah”.
Maka
mestinya akun diatas menyampaikan teks Arabnya demikian:
إن كان وهبا حب النبي محمد فليشهد
الثقلان أني وهابي
“Jika
Wahabi adalah mencintai Nabi Muhammad, maka saksikanlah oleh dua alam (Jin dan
Manusia), bahwa Saya adalah Wahabi”.
Sementara
pengakuan yang lebih aneh adalah syair Syaikh Albani:
إن كان تابع أحمد متوهبا فليشهد
الثقلان أني وهابي
(أرشيف ملتقى أهل الحديث - 3 - 36 / 134 من كلام جيد للألباني رحمه الله)
“Jika
pengikut Ahmad bin Hanbal adalah Wahabi, maka saksikanlah oleh dua alam (Jin
dan Manusia), bahwa Saya adalah Wahabi”. (Arshif Multaqa Ahli al-Hadits -3- 36/134,
syair yang bagus dari Albani)
Ternyata
maksud hati dan tujuannya tidak sesuai dengan realitas. Jika Imam Syafii rela
mengaku Rafidlah, namun kenyataannya Imam Syafii mencintai semua keluarga
Rasulullah tanpa membedakan apakah dari Sayidina Ali, Sayidina Utsman
(sama-sama menantu Rasulullah), atau Sayidina Abu Bakar, Sayidina Umar
(sama-sama mertua Rasulullah) dan sebagainya. Artinya antara ‘pengakuan dan
kenyataan tidak sama’ dalam diri Imam Syafii. Sebab kalau memang beliau
Rafidlah maka akan membenci sahabat yang lain.
Dan
akun yang mengaku Wahabi, ternyata memang Wahabi dalam ‘pengakuan dan
kenyataannya’. Sebab ukurannya bukan pada cinta pada Nabi Saw, tetapi Wahabi
memiliki cirikhas lain, yaitu Takfir ataupun mengkafirkan umat Islam yang tidak
sejalan dengan kelompoknya. Berikut uraian beberapa ulama:
Ahli Fikih Syaikh Ibnu Abidiin
al-Hanafi berkata:
مطلب في أتباع عبد الوهاب الخوارج في زماننا قوله ( ويكفرون أصحاب نبينا ) علمت أن هذا غير
شرط في مسمى الخوارج بل هو بيان لمن خرجوا على سيدنا علي رضي الله تعالى عنه وإلا
فيكفي فيهم اعتقادهم كفر من خرجوا عليه كما وقع في زماننا في اتباع عبد الوهاب
الذين خرجوا من نجد وتغلبوا على الحرمين وكانوا ينتحلون مذهب الحنابلة لكنهم
اعتقدوا أنهم هم المسلمون وأن من خالف اعتقادهم مشركون واستباحوا بذلك قتل أهل
السنة وقتل علمائهم حتى كسر الله تعالى شوكتهم وخرب بلادهم وظفر بهم عساكر
المسلمين عام ثلاث وثلاثين ومائتين وألف (حاشية رد المختار
على الدر المختار لابن العابدين الحنفي - 4 / 262)
“Para pengikut Muhammad bin Abd Wahhab, khawarij zaman sekarang”
(mereka mengkafirkan para sahabat Nabi) telah engkau ketahui bahwa ini bukan
syarat sebagai aliran Khawarij, tetapi sebagai penjelasan bagi orang-orang yang
keluar dari Sayidina Ali. Jika tidak, maka cukup dalam keyakinan mereka akan
kekufuran orang-orang yang keluar darinya. Sebagaimana kenyataan di zaman
sekarang dalam pengikut Muhammad bin Abd Wahhab yang keluar dari Najed dan menguasai
Haramain. Mereka mengaku bermadzhab Hanbali, tetapi mereka berkeyakinan bahwa
mereka adalah Muslim yang sebenarnya dan orang-orang yang berbeda dengan mereka
adalah orang musyrik. Mereka memperbolehkan membunuh Ahlisunnah dan para
ulama’nya, hingga Allah memecah kekuatan mereka, menghancurkan Negara mereka
dan berhasil dikalahkan oleh pasukan Islam tahun 1233 H” (Radd al-Mukhtaar,
Hanafiyyah, 4/262)
Dan Ahli Tafsir Sayikh ash-Shaawii
berkata:
(ونزل في ابي جهل) ....
وقيل هذه الاية نزلت في الخوارج الذين يحرفون تأويل الكتاب والسنة ويستحلون بدماء
المسلمين واموالهم لما هو مشاهد الان في نظائرهم وهم فرقة بارض الحجاز يقال لهم
الوهابية الا انهم هم الكاذبون استحوذ عليهم الشيطان فأنساهم ذكر الله اولئك حزب
الشيطان الا ان حزب الشيطان هم الخاسرون نسأل الله الكريم ان يقطع دابرهم (تفسير
الصاوي سورة فاطر 3-307)
“Ada yang mengatakan bahwa ayat ini (Fathir:
6) diturunkan bagi Khawarij yang mengganti takwil al-Quran dan As-Sunnah.
Mereka menghalalkan darah umat Islam dan hartanya. Sebagaimana bisa disaksikan
saat ini yang sama dengan mereka, yaitu kelompok dari Najed yang disebut
Wahabi. Mereka ini pendusta, yang dikuasai oleh syetan kemudian ia melalaikan
mereka dari mengingat Allah. Mereka adalah kelompok syetan dan sesungguhnya
mereka akan merugi. Kita memohon kepada Allah agar memutus keadaan mereka”
(Tafsir ash-Shawi, Malikiyah, 4/262)
Inilah hadis yang melarang menuduh
kafir pada orang lain:
عَنْ أَبِى ذَرٍّ - رضى الله عنه - أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِىَّ -
صلى الله عليه وسلم - يَقُولُ « لاَ يَرْمِى رَجُلٌ رَجُلاً بِالْفُسُوقِ ، وَلاَ
يَرْمِيهِ بِالْكُفْرِ ، إِلاَّ ارْتَدَّتْ عَلَيْهِ ، إِنْ لَمْ يَكُنْ صَاحِبُهُ
كَذَلِكَ » (رواه البخارى 6045)
Rasulullah
Saw bersabda: “Tidaklah seseorang menuduh orang lain dengan kefasikan atau
kekufuran, kecuali akan kembali kepadanya, jika yang dituduk tidak sesuai
dengan tuduhannya” (HR al-Bukhari 6045 dari Abu Dzarr)
Maka
bagaimana mungkin Wahabi mengaku cinta pada Nabi Saw, sementara larangannya
mereka langgar dengan menuduh kafir pada sesama Muslim?
3 komentar
maaf kalau boleh saya tau siapa (nama orang wahabi) yg telah mengkafirkan sesama muslim ?
Nih saya bantu jawab:
"....Beberapa hari sebelum rezim IM tumbang, seorang Syekh Salafi Muhammad Abdul Maqshud mengeluarkan fatwa kafir atas orang-orang yang menentang Morsi dan menghalalkan darah mereka....."
sumber: http://www.muslimedianews.com/2013/08/fakta-fakta-permusuhan-ikhwanul.html
yang saya ketahui orang wahabi mengatakan bahwa semua bid'ah dilarang/haram, sementara mushaf Al Qur'an tidak ada di zaman Nabi SAW (hal yang baru), terus apakah pengikut wahabi hafal Al Qur'an semua?
Silahkan isi komentar yang sopan, dan sesuai dengan konten, dan jangan menyisipkan link aktif maupun non aktif.
EmoticonEmoticon