Komposisi bacaan yang
terdapat dalam tahlilan memiliki sumber dalil dan ijtihad para ulama. Sudah pasti
yang namanya hasil ijtihad bukanlah sebuah perbuatan bid’ah.
Surat al-Fatihah,
al-Ikhlas dan al-Mu’awwidzatain bersumber dari fatwa Imam Ahmad:
( وَتُسْتَحَبُّ قِرَاءَةٌ
بِمَقْبَرَةٍ ) قَالَ الْمَرُّوذِيُّ : سَمِعْتُ أَحْمَدَ يَقُولُ : إذَا
دَخَلْتُمْ الْمَقَابِرَ فَاقْرَءُوا بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ
، وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ، وَاجْعَلُوا ثَوَابَ ذَلِكَ إلَى أَهْلِ
الْمَقَابِرِ ؛ فَإِنَّهُ يَصِلُ إلَيْهِمْ ، وَكَانَتْ هَكَذَا عَادَةُ
الْأَنْصَارِ فِي التَّرَدُّدِ إلَى مَوْتَاهُمْ ؛ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ (مطالب
أولي النهى في شرح غاية المنتهى - ج 5 / ص
9)
“Dianjurkan
baca Al-Quran di Kubur. Ahmad berkata ”Jika masuk kubur bacalah Fatihah,
Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas, hadiahkan untuk ahli kubur, maka akan sampai.
Inilah kebiasaan sahabat Anshor yang
bolak-balik kepada orang yang meninggal untuk membaca Al-Quran”
(Mathalib Uli an-Nuha 5/9)
Awal dan Akhir
Al-Baqarah bersumber dari hadis hasan:
عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْعَلاَءِ بْنِ اللَّجْلاَجِ عَنْ
أَبِيهِ قَالَ قَالَ لِي أَبِي يَا بَنِيَّ إِذَا أَنَا مُتُّ فَأَلْحِدْنِي
فَإِذَا وَضَعْتَنِي فِي لَحْدِي فَقُلْ بِسْمِ اللهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُولِ
اللهِ ثُمَّ سِنَّ عَلَيَّ الثَّرَى سِنًّا ثُمَّ اقْرَأْ عِنْدَ رَأْسِي
بِفَاتِحَةِ الْبَقَرَةِ وَخَاتِمَتِهَا فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ ذَلِكَ (رواه الطبراني في الكبير رقم 15833)
"Dari Abdurrahman bin 'Ala' dari bapaknya, bahwa:
Bapakku berkata kepadaku: Wahai anak-anakku Jika aku mati, maka buatkan liang
lahat untukku. Setelah engkau masukkan aku ke liang lahat, bacalah: Dengan nama
Allah dan atas agama Rasulullah. Kemudian ratakanlah tanah kubur perlahan, lalu
bacalah di dekat kepalaku permulaan dan penutup surat al-Baqarah. Sebab aku mendengar Rasulullah bersabda demikian."
(HR al-Thabrani No 15833)
Al-Hafidz al-Haitsami berkata:
وَرِجَالُهُ مُوَثَّقُوْنَ (مجمع الزوائد ومنبع الفوائد
للحافظ الهيثمي 3 / 66)
"Perawinya
dinilai sebagai orang-orang terpercaya" (Majma' al-Zawaid III/66)
Surat Yasin bersumber dari
Ijtihad sebagian ulama
وَقَالَ الْقُرْطُبِي فِي حَدِيْثِ إقْرَؤُوْا عَلَى مَوْتَاكُمْ
يس هَذَا يَحْتَمِلُ أَنْ تَكُوْنَ هَذِهِ الْقِرَاءَةُ عِنْدَ الْمَيِّتِ فِي حَالِ
مَوْتِهِ وَيَحْتَمِلُ أَنْ تَكُوْنَ عِنْدَ قَبْرِهِ قُلْتُ وَبِاْلأَوَّلِ قَالَ
الْجُمْهُوْرُ كَمَا تَقَدَّمَ فِي أَوَّلِ الْكِتَابِ وَبِالثَّانِي قَالَ إبْنُ
عَبْدِ الْوَاحِدِ الْمَقْدِسِي فِي الْجُزْءِ الَّذِي تَقَدَّمَتِ اْلإِشَارَةُ
إِلَيْهِ (شرح
الصدور للحافظ السيوطي 1-304)
"Al-Qurthubi berkata mengenai
hadis: 'Bacalah Yasin di dekat orang-orang yang meninggal' bahwa Hadis ini bisa
jadi dibacakan di dekat orang yang akan meninggal dan bisa jadi yang dimaksud
adalah membacanya di kuburnya. Saya (al-Suyuthi) berkata: Pendapat pertama disampaikan
oleh mayoritas ulama. Pendapat kedua oleh Ibnu Abdil Wahid al-Maqdisi dalam
salah satu kitabnya." (Syarh al-Shudur I/304)
Kalimat-kalimat dzikir
juga ijtihad dari banyak ulama, termasuk Ibnu Taimiyah:
(وَسُئِلَ) عَنْ قِرَاءَةِ
أَهْلِ الْمَيِّتِ تَصِلُ إلَيْهِ ؟ وَالتَّسْبِيْحُ وَالتَّحْمِيْدُ
وَالتَّهْلِيْلُ وَالتَّكْبِيْرُ إذَا أَهْدَاهُ إلَى الْمَيِّتِ يَصِلُ إلَيْهِ
ثَوَابُهَا أَمْ لاَ ؟ (فَأَجَابَ) يَصِلُ إلَى الْمَيِّتِ قِرَاءَةُ أَهْلِهِ
وَتَسْبِيْحُهُمْ وَتَكْبِيْرُهُمْ وَسَائِرُ ذِكْرِهِمْ ِللهِ تَعَالَى إذَا
أَهْدَوْهُ إلَى الْمَيِّتِ وَصَلَ إلَيْهِ وَاللهُ أَعْلَمُ (مجموع الفتاوى لابن
تيمية 24 / 165)
"Ibnu Taimiyah ditanya mengenai bacaan
keluarga mayit yang terdiri dari tasbih, tahmid, tahlil dan takbir, apabila
mereka menghadiahkan kepada mayit apakah pahalanya bisa sampai atau tidak? Ibnu
Taimiyah menjawab: Bacaan kelurga mayit bisa sampai, baik tasbihnya, takbirnya
dan semua dzikirnya, karena Allah Ta'ala. Apabila mereka menghadiahkan kepada
mayit, maka akan sampai kepadanya" (Majmu' al-Fatawa XXIV/165)
1 komentar:
tolong aq di bantu cari ta'bir tentang badal Umroh (bukan badal Haji)
Silahkan isi komentar yang sopan, dan sesuai dengan konten, dan jangan menyisipkan link aktif maupun non aktif.
EmoticonEmoticon